Petani Lamsel Efisiensi Tenaga Kerja dengan Alsintan Modern
Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo
Alat yang dipakai untuk membuat alur tanam atau guludan pada lahan kering mulai dipakai sejak setahun silam. Pada lahan seluas satu hektare ia bisa menyelesaikan pembuatan dalam waktu lima hari.
“Penggunaan ridger dengan bahan baku premium lebih efisien waktu dan tenaga kerja, hanya maksimal dua orang untuk pengganti,” cetusnya.

Pada kondisi normal butuh tenaga kerja 20 orang membuat sekitar 500 guludan pada lahan satu hektare. Dengan asumsi upah harian per orang 30.000 maka dalam lima hari ia mengeluarkan biaya Rp3juta. Sementara memakai ridger dengan memakai bensin 10 liter seluas satu hektare ia hanya mengeluarkan biaya Rp500.000, termasuk biaya tenaga kerja.
Efisiensi biaya, waktu dan tenaga kerja tersebut sangat terasa memakai alsintan jenis ridger. Mesin pembuat guludan dibeli dengan harga sekitar Rp10 juta. Mengeluarkan modal awal yang cukup besar membuat ia tidak harus mengeluarkan biaya besar saat pengolahan lahan. Guludan yang semula menjadi media tanam melon rencananya akan ditanami cabai keriting.
“Penanaman cabai keriting menjadi selingan setelah melon karena prediksi panen awal tahun depan dengan harga yang mulai naik” tuturnya.
Berbeda dengan Hanafi dan Candra,petani hortikulura lain bernama Wiyono dan Jaidi masih menggunakan sistem manual. Wiyono menyebut membuat guludan untuk media tanam jagung manis memakai cangkul.
“Masih manual karena di desa kami pemilik traktor masih sedikit meski lebih lama tetapi mengolah lahan dengan cangkul masih dipertahankan,” papar Candra.