Percepat Proses Panen, Jasa Mesin Dos Jadi Pilihan Petani
Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo
Sistem bagi hasil bagi anggota dalam bentuk uang diakuinya dengan jumlah 20 orang rata rata mendapat Rp2 juta. Sisanya Rp400ribu dipergunakan untuk operasional bahan bakar dan makan minum.
Pada saat melakukan panen di Desa Pasuruan, Jumiko mengaku pada satu lahan diperoleh hasil panen 6,8 ton. Sesuai kesepakatan dengan pemilik kelompoknya mendapatkan bagian sekitar 7 kuintal GKP atau jika diuangkan pada satu hamparan ia bisa mendapatkan hasil Rp3,3 juta.
Dibagi dengan anggota maka dalam satu kali proses pemanenan satu anggota bisa mendapatkan hasil rata rata Rp100.000. Sementara dalam satu hari maksimal ia bisa memanen pada dua lahan sawah.
“Jadi rata rata harian pekerja anggota kelompok jasa mesin dos mendapat hasil Rp200 ribu, lumayan saat kemarau,” cetus Jumiko.
Pemakai jasa mesin dos asal Desa Pasuruan bernama Suwarna mengaku terbantu dengan proses panen memakai mesin. Sebelumnya dengan sistem ceblok perontokan padi manual sistem geblok membuat padi banyak terbuang. Semenjak dua kali masa panen memakai dos ia mendapatkan hasil lebih bersih dari padi varietas Ciherang yang dimilikinya. Pada lahan seluas satu hektare ia hanya butuh waktu setengah hari GKP bisa dijual.
“Saya terima bersih GKP siap jual dan pekerja mesin dos mendapat bagian gabah sesuai kesepakatan,” ungkap Suwarna.
Pemanenan dengan mesin dos membuat ia mendapatkan hasil 75 karung. Setelah ditimbang total ia mendapatkan hasil sekitar 6,8 ton dan dibagi kepada kelompok pekerja mesin dos sebanyak 7 kuintal.
Sesuai dengan hasil perhitungan ia masih mendapatkan hasil 6,1 ton. Harga GKP saat ini di tingkat petani Rp4800 perkilogram ia bisa mendapatkan hasil Rp29juta. Hasil penjualan dipergunakan untuk membayar pupuk, benih dan obat obatan yang sebagian masih berutang.