Peneliti: Nanofluida Mampu Pindahkan Panas Reaktor Nuklir dengan Baik
Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo
JAKARTA — Meningkatkan sektor keselamatan dan nilai ekonomi dari suatu reaktor nuklir, Peneliti Ahli Utama Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT) Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Dr. Dani Gustaman Syarif, M.Eng melakukan penelitian terkait pengembangan fluida pendingin baru. Yaitu nanofluida yang berasal dari keramik Aluminium trioksida, Zirconium dioksida, Besi-2 oksida dan Besi-3 oksida.
Dani menyatakan, fluida pendingin baru ini harus memiliki karakteristik termal yang lebih baik dibandingkan karakteristik fluida pendingin yang ada sekarang atau yang dikenal sebagai fluida pendingin konvensional. Salah satu di antaranya adalah air.
“Nanofluida dapat dibuat dari berbagai bahan nanopartikel seperti logam, keramik dan karbon dengan menggunakan berbagai fluida dasar seperti air etilen glikol minyak dan lain-lain. Namun yang paling menjanjikan adalah penggunaan nanopartikel dari bahan keramik,” kata Dani saat orasi pengukuhan profesor riset bidang material keramik di Batan Pair Jakarta, Rabu (20/11/2019).
Dani menjelaskan bahwa sintesis nanopartikel keramik dapat digunakan sebagai cara untuk memberi karakteristik khusus kepada nanopartikel, sehingga dapat digunakan untuk menghasilkan nanofluida yang stabil.
“Kestabilan nanofluida sangat menentukan karakteristik termalnya,” ucap Dani.
Potensi penggunaan nanofluida pada reaktor nuklir adalah pada empat lokasi.
“Pertama, di luar tangki atau vessel yang disebut Reactor Vessel Cooling System (RVCS), kedua di dalam vessel di luar teras core yang dikenal sebagai Emergency Core Cooling System (ECCS), ketiga di pendingin primer (primer cooling system) dan keempat di pendingin sekunder (sekunder cooling system),” urai Dani.