Manajemen Resiko Bencana Penting Diajarkan di Sekolah

Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo

LAMPUNG — Manajemen resiko bencana sangat penting diajarkan pada lingkup dunia pendidikan. Demikian diungkapkan Hasran Hadi, Sekretaris Taruna Siaga Bencana (Tagana) Dinas Sosial Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) pada kegiatan PRB di SMPN 25 Pesawaran, Kamis (21/11/2019).

Manajemen resiko bencana disebutnya bertujuan mengurangi resiko bencana dari pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman bencana yang ada di sekitar tempat tinggal.

“Selama ini contoh yang harus diadopsi oleh lembaga pendidikan adalah cara pemerintah Jepang yang sejak dini mengajarkan PRB pada siswa sekolah sehingga setiap ada bencana gempa bumi, tsunami bisa diminimalisir jumlah korban,” terang Hasran Hadi.

Disebutkan, sepanjang 2018 hingga 2019 Tagana Lamsel disebut Hasran Hadi telah melakukan pelatihan mitigasi bencana di sebanyak 15 sekolah. Prioritas utama kegiatan PRB dilakukan pada sekolah tingkat TK, SD, SMP dan SMA pada wilayah rawan bencana.

Konsep pembelajaran mitigasi bencana disebut Hasran Hadi kerap digabungkan dengan pelatihan dan pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB). Meski demikian strategi baru agar lebih spesifik menjangkau dunia pendidikan kegiatan Tagana Masuk Sekolah (TMS) gencar dilakukan.

“Kami selalu tekankan agar tidak tabu membicarakan potensi bencana karena wilayah Lampung masuk dalam kawasan rawan bencana,” tegas Hasran Hadi.

Tagana Lamsel disebutnya concern pada isu isu PRB sekolah karena kejadian bencana yang pernah terjadi di Lamsel.

“Melalui sosialisasi mitigasi bencana maka akan terbentuk sekolah siaga bencana dan siswa bisa memahami berbagai resiko bencana,” cetus Hasran Hadi.

Lihat juga...