Kualitas Pendidikan Indonesia Masih Tertinggal
Editor: Mahadeva
JAKARTA – Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi misi urutan pertama dalam kampanye Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal itu disebut-sebut sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 -2024.
Dalam visi misi tersebut, peningkatan kualitas sumber daya manusia dijabarkan dalam enam program aksi. “Dari enam komponen, empat diantaranya bersinggungan langsung dengan ketenagakerjaan. Sementara tiga dari enam komponen merupakan komponen penilaian human capital index yang dikeluarkan world bank,” kata Peneliti Institut for Development of Economics and Finance (INDEF), Riza A Pujarama, dalam diskusi online INDEF bertajuk, Menunggu Gebrakan 100 Hari Kebijakanan SDM dan Ketenagakerjaan, Minggu (10/11/2019).
Berdasarkan human capital index, peringkat kualitas pendidikan pelajar di Indonesia berada di urutan kedelapan dari sembilan negara ASEAN. Semantara itu berdasarkan Programme for International Student Assessment Results (PISA), kualitas pelajar Indonesia di urutan ke-65.
Padahal, pendidikan merupakan amanat Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Bahkan, penganggaran sebesar 20 persen untuk dunia pendidikan juga masuk dalam konstitusi negara. “Sayangnya peningkatan anggaran belanja 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) belum terlihat dampaknya pada peningkatan kualitas Pendidikan di Indonesia,” tandas Riza.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai ketenagakerjaan menunjukkan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia mengalami penurunan ke angka 5,28 persen pada Agustus 2019. Hal itu diikuti dengan peningkatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja perempuan ke angka 51,89 persen. Dan peningkatan kegiatan berusaha sendiri ke angka 20,22 persen.