Warga Mapitara Menunggu Tetesan Air Keran untuk Dikonsumsi

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Sementara untuk mandi dan mencuci pakaian kata dia, warga terpaksa melakukannya di kali yang berjarak sekitar satu kilometer dari dusun mereka.

“Kalau untuk mandi kami harus ke kali. Kami menunggu air hingga tengah malam pukul 01.00 WITA atau terkadang sampai 02.00 WITA. Kebiasaan ini sudah berlangsung sejak sekitar tahun 2017,” ungkapnya.

Paulus Fonis, ketua RT 06 RW 03 dusun Baokrenget mengatakan, dari 69 Kepala Keluarga (KK) di dusun ini semuanya mengalami krisis air bersih dan menunggu air keluar dari keran.

Proyek jaringan air bersih di dusun ini merupakan proyek Pansimas tahun 2017. Dirinya pun mengaku bingung kenapa air hanya keluar menetes saja dari keran.

“Sudah lama sekitar tahun 2017 dan ini proyek Pansimas dari kabupaten Sikka. Kalau musim hujan airnya mengalir agak besar sehingga warga masih bisa tertolong,” ungkapnya.

Paulus berharap pemerintah kabupaten Sikka memperhatikan kebutuhan air warga dusun ini apalagi warga dusun ini tergolong sangat membutuhkan bantuan pemerintah.

Jaringan listrik pun masih banyak rumah yang belum memasang meteran listrik. Dibandingkan dengan dusun lainnya di desa Egon Gahar, dusun Baokrenget kondisi airnya sangat memprihatinkan.

“Warga sangat berharap agar air bisa mengalir lancar dari keran-keran air yang terpasang di dusun kami agar kami tidak harus ke kali untuk mandi dan mencuci,” ungkapnya.

Lihat juga...