Warga Lamtim Raup Puluhan Juta Hasil Budidaya Cabai di Pekarangan

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

Pada satu kali proses penanaman cabai keriting, Robangi menyebut mengeluarkan biaya untuk pengolahan lahan, mulsa plastik, ajir bambu, obat obatan hingga sumur bor dengan tenaga listrik.

Harga diakuinya akan semakin naik menjelang Natal pada bulan Desember dan tahun baru. Sebagian petani yang melihat peluang tersebut mulai melakukan penanaman pada Oktober dengan prediksi panen bulan Desember.

“Petani penanam cabai keriting umumnya akan melihat potensi pasar, saat permintaan diprediksi naik tiga bulan sebelumnya harus sudah menanam,” tegasnya.

Memasuki masa panen, Robangi menyebut dengan jumlah tanaman mencapai 4.000 batang ia bisa menghasilkan 1,5 ton cabai. Cabai keriting yang sudah dipanen selanjutnya akan dijual ke sejumlah pasar tradisional dan diambil pengepul. Dijual dengan harga Rp35.000 per kilogram dengan hasil 1,5 ton ia bisa menghasilkan Rp52,5 juta. Hasil panen tersebut diakuinya dipergunakan untuk menutupi biaya operasional dan modal menanam tahap berikutnya.

Hasil panen cabai pada masa tanam gadu tersebut diakuinya cukup menjanjikan. Sebab pada saat musim kemarau sejumlah lahan pertanian tidak bisa digarap akibat berkurangnya pasokan air. Namun dengan memanfaatkan sumur bor dan menanam cabai keriting pada pekarangan ia masih bisa mendapatkan hasil.

Lihat juga...