WALHI Sumsel Ingatkan Pencemaran Udara Masih Terjadi
PALEMBANG – Aktivis Wahana Lingkungan Hidup Sumatra Selatan, menyatakan pencemaran udara di Kota Palembang dampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah sekitar masih terjadi, dan sekarang ini memasuki level sedang.
“Asap Karhutla sejak beberapa hari ini kembali mencemari udara di Palembang dan sekitarnya, dengan kondisi terus memburuk. Permasalahan ini perlu segera diatasi, agar tidak meningkat ke level tidak sehat hingga membahayakan kesehatan masyarakat,” kata Direktur Eksekutif WALHI, Sumsel, Hairul Sobri, di Palembang, Rabu (9/10/2019).
Kualitas udara sekarang ini kurang baik, karena dicemari asap dari Karhutla yang terjadi di sejumlah daerah, seperti Kabupaten Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Banyuasin, dan Kabupaten Musi Banyuasin.
Kualitas udara di Ibu kota Provinsi Sumsel itu mencapai level 52 hingga 55 mikrogram/m3, atau sedikit lebih tinggi dari hari sebelumnya yang berkisar 51-52 mikrogram/m3.
Sesuai kategori Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU), jika kualitas udara berada pada level 0-50 mikrogram/m3 dalam kondisi baik, sedangkan pada level 50-150 sedang, 150-250 tidak sehat, 250-350 sangat tidak sehat, dan pada level lebih dari 350 mikrogram/m3 berbahaya.
Melihat perkembangan data kualitas udara (PM 10) di Kota Palembang dan sekitarnya sekarang ini memburuk, diharapkan pihak BPBD Sumsel dan tim Satgas gabungan siaga darurat asap untuk melakukan tindakan penanggulangan Karhutla, agar tidak makin luas dan asapnya tidak menimbulkan pencemaran udara yang makin parah mencapai level bahaya bagi kesehatan masyarakat.
Berdasarkan fakta tersebut, pemerintah pusat dan daerah harus bertindak cepat menangani ancaman bahaya asap dari kebakaran hutan dan lahan itu.
“Negara bertanggung jawab atas udara bersih dan sehat untuk rakyat, karena itu harus melakukan tindakan cepat menanggulangi bencana asap yang mulai mengganggu kesehatan dan berbagai aktivitas masyarakat,” ujar Direktur WALHI Sumsel.
Sementara itu, sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang, dr. Letizia, mengatakan pihaknya menyiagakan tim untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada kondisi kualitas udara yang akhir-akhir ini kurang baik akibat terpapar asap Karhutla.
Tim yang siaga di puskesmas dan rumah sakit umum daerah setiap waktu siap memberikan pelayanan kepada warga kota yang mengalami gangguan kesehatan.
Berdasarkan data sementara dari puskesmas dan rumah sakit, dalam dua bulan terakhir tercatat ratusan warga terkena ISPA, yang telah diberikan pelayanan kesehatan dengan baik.
Guna mencegah makin banyak warga terkena ISPA, pihaknya berupaya mengimbau warga agar menggunakan masker untuk meminimalkan kontak langsung dengan asap dampak kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di sejumlah daerah Sumatera Selatan.
“Selain menggunakan masker, untuk menghindari penyakit ISPA dan gangguan kesehatan lainnya akibat udara tercemar asap Karhutla, warga diimbau untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),” ujar Kadinkes. (Ant)