“Startup” Indonesia Didorong Penuhi 11 Parameter Kesiapan Pendanaan

JAKARTA — Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) mendorong startup atau perusahaan pemula berbasis teknologi (PPBT) untuk memenuhi 11 parameter kesiapan pendanaan atau investment readiness.
“Dari 50 produk unggulan diseleksi, dievaluasi, dikurasi dari sisi valuasi teknologi dan valuasi model setelah itu dikurasi kemudian diidentifikasi, dan diharapkan ada 20 produk atau tenant yang kita seleksi agar supaya nanti bisa nikah kawin dengan para investor,” kata pelaksana tugas Direktur Kawasan Sains dan Teknologi dan Lembaga Penunjang Lainnya Kemal Prihatman, Jakarta, Rabu (9/10/2019).
Hal itu disampaikan Kemal dalam acara Investment Readiness Startup/PPBT Potensial: Dukungan Modal Ventura Dalam Pengembangan Kawasan Sains dan Teknologi.
Parameter yang digunakan dalam Investment Readiness ini diantaranya adalah potensi dari ide, besaran pasar, pengembangan dan kinerja produk, pola operasional rendah biaya, legalitas dan kepemilikan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau paten, kualitas sumber daya manusia dan tim, manfaat yang kompetitif, kematangan layanan dan produk, financial robustness, tata kelola perusahaan dan resiko.
Investment Readiness diselenggarakan selama enam hari,yang dimulai pada 9-16 Oktober 2019. Pada tiap harinya, akan dilakukan pengukuran, wawancara untuk sejumlah startup terpilih untuk dianalisa berdasarkan parametrik investment readiness agar dapat menyiapkan diri membidik investor.
Kegiatan ini ditujukan untuk mengukur dan menganalisa kesiapan investasi dari startup tersebut agar dapat membuka peluang dalam membidik investor dari mulai investasi seed capital hingga ke pendanaan.