Ribuan  Pedagang di Bandarlampung Ditargetkan Masuk Pasar “Online”

Ilustrasi - Produk UMKM -Dok: CDN

BANDARLAMPUNG – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menargetkan sebanyak 2.000 pedagang pasar tradisional di Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung memiliki toko online.

Keberadaan mereka di marketplace, untuk membantu meningkatkan penjualan. “Kami terus berupaya mengenalkan dunia digital kepada pedagang, dan mendorong mereka untuk mengenal marketplace, melalui acara bertajuk Grebek Pasar,” kata Kepala Seksi Pengembangan dan Fasilitasi Platform Perdagangan Kominfo, Puti Adella Elvina, di Bandarlampung, Selasa (29/10/2019).

Secara umum, marketplace, adalah aplikasi atau situs web yang memberi fasilitas jual beli online dari berbagai sumber. Kegiatan Grebek Pasar dirasa paling efektif, untuk menjangkau dan mengenalkan marketplace serta dunia digital, kepada para pedagang.

Hal itu mempertimbangkan kesibukan mereka di kios untuk berdagang. Dengan bergabungnya pelaku UMKM di pasar tradisional ke marketplace, akan membuka peluang baru berkembangnya pasar tradisional ke pasar digital. Sehingga, penjual tidak lagi hanya mengandalkan cara-cara konvesional namun, mereka dapat aktif berdagang di kanal-kanal perdagangan secara elektronik (e-commerce). “Dengan terciptanya ekosistem ini maka industri lain juga akan mendapat keuntungan seperti jasa pengiriman misalnya, platform pembayaran digital dan perlengkapan packing sudah pasti akan tumbuh sebagai industri pendukung layanan belanja online,” ujarnya.

Ade menyebut, selama 12 hari Direktorat Ekonomi Digital Kementerian Kominfo melalui Relawan Pandu Digital akan melakukan sosialisasi, edukasi dan pendampingan pemanfaatan marketplace di enam pasar di kota ini untuk menunjang pelaku UMKM berdagang. Dengan terciptanya ekosistem baru di pasar tradisional, akan memudahkan pemangku kepentingan dalam melakukan pendampingan. Sehingga pelaku UMKM dapat merasakan manfaat dari hadirnya platform digital yang lebih aman dan nyaman untuk berdagang.

Lihat juga...