Ratusan Titik Panas Terdeteksi di Sumatera, Kualitas Udara Tidak Sehat
Editor: Mahadeva
JAKARTA – Asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) menjadikan kualitas udara di beberapa wilayah di Sumatera sangat tidak sehat. Hingga Rabu (16/10/2019), titik panas penyebab asap masih terdeteksi di Provinsi Riau, Jambi dan Sumatera Selatan.
Di ketiga provinsi tersebut terdetekasi ada 158 titik panas. “Jumlah titik panas dihitung berdasarkan data modis-catalog Lapan 24 jam terakhir, dengan tingkat kepercayaan lebih dari 30 persen. Meskipun jumlah titik panas turun drastis dari hari kemarin (15/10/2019), kualitas udara dalam kategori sangat tidak sehat,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo, Rabu (16/10/2019).
Kualitas udara di Sumatera Selatan yang diukur dengan PM 2,5 berada pada tingkat 195, Jambi 170 dan Riau 160. Titik panas atau hot spot di wilayah Sumatera Selatan berjumlah 96, Jambi 52 dan Riau 10. Di wilayah Sumatera Selatan, tujuh helikopter beroperasi untuk melakukan pengeboman air. Setidaknya 390 kali pengeboman dengan total air berjumlah 1,5 juta liter.
“Khusus di wilayah Sumatera Selatan, kualitas udara yang diukur dengan PM 10 menunjukkan pada kategori sedang hingga sangat tidak sehat pada periode Oktober ini. Dua hari terakhir, Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) menunjuk pada kategori sangat tidak sehat,” tandasnya.
Pada 15 Oktober 2019, ISPU maksimum pada angka 272, dan sehari kemudian pada 214. Angka 200 hingga 299 pada indikator ISPU sebagai kategori sangat tidak sehat.
Sementara itu, kualitas udara di wilayah Kalimantan, diukur dengan PM 2,5, terpantau baik. Hingga Rabu (16/10/2019) kualitas udara di Kalimantan Tengah pada angka 12 atau baik, Kalimantan Barat 6, sedangkan Kalimantan Selatan 25 atau sedang. Titik panas di wilayah Kalimantan berjumlah 40, dengan rincian Kalimantan Tengah 25, Kalimantan Selatan 12 dan Kalimantan Barat 3.