Produk Import Ancam Kelangsungan Pelaku “Visual Art” di Bekasi
Editor: Mahadeva
BEKASI – Profesi visual art, menuntut keahlian khusus untuk menghasilkan konsep dan rancangan membuat karya. Terutama karta yang secara visual bisa menarik perhatian publik, baik dari warna, bentuk, dan konten yang akan disampaikan.
Namun, kali ini pelaku visual art di Bekasi, banyak yang mengeluhkan minimnya order. Mereka mengeluhkan kehadiran produk impor, berupa karakter dari Cina. Produk tersebut membanjiri Indonesia, hingga menggeser pelaku visual art di Kota Bekasi. “Sekarang banyak produk dari Cina, membanjir pasar Indonesia. Harga lebih murah dan hasilnya sama,” kata Yadi, pengusaha visual art di Kota Bekasi, Jabar, kepada Cendana News, Selasa (22/10/2019).
Pelaku visual art seperti Yadi mengaku dibuat heran dengan harga yang lebih murah. Seperti beberapa karakter hewan untuk kelengakapan wahana yang biasa mereka kerjakan. Harga impor di pasaran lebih murah, sementara mereka sebagai usaha kecil menengah kalau produksi biayanya bisa lebih tinggi dari boneka karakter yang di impor tersebut.

Yadi, biasa mengerjakan visual art, untuk wahana edukasi seperti arena bermain di mall, atau sekolah TK. Mereka mengerjakan pembuatan karakter hewan sesuai dengan pesanan. Untuk harga, Yadi memasang tarif mulai dari Rp700 ribu per-paket.
Untuk pengerjaan relif dinding, yang karakter visualinya mengikuti keinginan pemesan, maka tarifnya Rp700 ribu sampai Rp1,2 juta. “Harga tergantung tingkat kesulitan. Seperti karakter hewan, maka bisa dilihat tingkat kesulitannya dimana. Kami biasanya menggunakan fiber atau ornamen kayu, kalau bahan kayu lebih mahal,” tandas Yadi.