Pengeringan Ikan Laut Jadi Pilihan Warga Sragi Kala Kemarau

Redaktur: Muhsine E Bijo Dirajo

LAMPUNG — Kemarau yang menyebabkan kurangnya pasokan air untuk tambak udang membuat warga di Dusun Bunut, Desa Kuala Jaya, Kecamatan Sragi, Lampung Selatan (Lamsel) memilih alih profesi sebagai nelayan atau usaha pengeringan ikan laut.

Seperti halnya Suko, petambak udang di Dusun Bunut, sementara waktu mengistirahatkan tambak dan memilih usaha mencari ikan di laut. Hal tersebut menjadi alternatif mendapatkan penghasilan.

“Sektor budidaya selama kemarau beralih sementara waktu ke sektor usaha perikanan tangkap, hasilnya bisa dipergunakan sebagai sumber pendapatan ekonomi sehari hari,” ungkap Suko saat dikonfirmasi Cendana News, Selasa (29/10/2019)

Suko menyebut usaha perikanan tangkap membuat ia bisa menjual ikan segar setelah mendarat. Jenis yang bisa langsung dijual meliputi sembilang, japuh dan layur. Rata rata dijual dengan harga mulai Rp30.000 hingga Rp50.000 per kilogram. Sebagian dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan ikan kering melalui proses penjemuran.

Ikan yang dikeringkan selama kemarau tidak memerlukan proses perebusan untuk pengasinan. Kemarau yang cukup panjang membuat proses lebih maksimal.

Jenis ikan kering yang dijual meliputi japuh, petek, selar dan layur mencapai Rp60.000 hingga Rp80.000 per kilogram.

Suko, salah satu petambak udang vaname sementara waktu mencari ikan di laut untuk dikeringkan, Selasa (29/10/2019). Foto: Henk Widi

Nurul sang istri menyebut usaha pengeringan menjadi sumber penghasilan kala kemarau. Sekali melaut sang suami bisa mendapatkan hasil berbagai jenis sebanyak 50 hingga 100 kilogram. Ikan yang bisa dijual dalam kondisi segar akan menjadi sumber pendapatan harian. Sebaliknya dalam kondisi kering memberi penghasilan mingguan.

Lihat juga...