Jambu Mete Ubah Hidup Petani Koja Doi di Sikka

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

“Saat menjadi kepala desa tahun 1867, saya berjuang agar masyarakat bisa menanam tanaman umur panjang untuk meningkatkan taraf hidup para petani. Saya menyuruh petani menanam jambu mete dan kelapa,” ujarnya.

La Mene melihat kalau hanya jagung dan padi saja, kehidupan masyarakat tidak berkembang. Maka dia mengusahakan tanam kelapa tetapi saat itu banyak babi hutan sehingga gagal.

“Saya menyuruh petani menggantinya dengan mete, tanaman umur panjang lainnya dan berhasil,” ungkapnya.

Hanawi, kepala desa Koja Doi mengatakan, rata-rata petani di desa Koja Doi khususnya yang menetap di pulau Besar masih menggantungkan hidup dari bertani.

Namun warga pulau Besar kata dia, juga berprofesi sebagai nelayan. Ada juga yang memiliki kapal dan menggunakannya sebagai kapal penumpang untuk menambah penghasilan.

“Saat musim hujan masyarakat menanam di kebun hingga usai panen dan mencari hidup sebagai nelayan. Rata-rata warga desa Koja Doi hanya nelayan kecil dengan perahu ukuran 5 Gross Ton (GT),” ungkapnya.

Hanawi bersyukur dengan adanya tanaman mete sehingga bisa menambah penghasilan warganya.

Namun dirinya katakan, saat ini tanaman mete pun sering tidak berproduksi maksimal akibat cuaca yang tidak menentu dan ekstrem.

“Maka kami mengembangkan pariwisata agar masyarakat bisa mendapatkan penghasilan tambahan,” ujarnya.

Lihat juga...