Hasil Panen Padi Musim Gadu Untuk Biaya Sekolah Anak
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Petani di Desa Tanjung Heran, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan (Lamsel), memilih untuk menjual padi saat musim tanam kemarau atau gadu. Hal ini dilakukan untuk keperluan biaya sekolah anak.
Saefudin, salah satu petani di desa itu mengaku mendapatkan hasil panen sebanyak 6 ton, dan menjualnya sebanyak 5 ton GKP. Menurutnya, pada masa gadu, harga jual GKP mencapai Rp4.800 per kilogram atau Rp480.000 per kuintal. Dari menjual 5 ton, ia bisa memperoleh hasil Rp24 juta. Sementara sebanyak 1 ton GKP dipergunakan untuk bagian para buruh, sekitar 7 kuintal dan 3 kuintal untuk kebutuhan harian.
Saefudin menggunakan uang hasil pertaniannya untuk sejumlah kebutuhan. Memiliki tiga anak yang masih kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri, ia harus mengeluarkan biaya rata-rata Rp10 juta per semester.
Selain biaya semester, kebutuhan sewa kontrakan satu rumah Rp1 juta harus dipenuhinya setiap bulan. Hasil panen padi varietas Ciherang menjadi sumber kebutuhan untuk pendidikan sang anak.
“Anak sudah kuliah semua, jadi kebutuhan makan di rumah terbatas untuk saya dan istri, lebih baik dijual untuk kebutuhan operasional pendidikan anak dengan harga jual GKP cukup baik pada masa panen gadu tahun ini,” ungkap Saefudin, saat ditemui Cendana News, Senin (14/10/2019).

Pilihan menjual seluruh hasil panen, diakui Saefudin karena hasil kebun mulai berkurang. Tanaman kakao, kelapa dan pisang yang dimiliki, saat kemarau tidak berproduksi dengan maksimal.