Dirjen: Lulusan Teknik Pengairan Sangat Dibutuhkan

Editor: Koko Triarko

MALANG – Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Dr. Ir. Hari Suprayogi, M.Eng., mengatakan, peran dari lulusan teknik pengairan sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan terkait sumber daya air. 

Menurut Hari, permasalahan yang berkaitan dengan air di Indonesia sebenarnya hanya ada dua, yakni kebanyakan air dan kekurangan air. Karenanya yang dibutuhkan sekarang adalah ketahanan air dalam rangka mendukung ketahanan pangan dan ketahanan energi.

“Yakni dengan membuat tampungan-tampungan. Karena di samping melakukan pelestarian atau konservasi, pembuatan tampungan juga dibutuhkan untuk pengawetan air,” sebutnya, saat menghadiri Musyawarah Nasional (Munas) forum alumni pengairan di gedunh Teknik Pengairan Universitas Brawijaya, Sabtu (26/10/2019).

Sejak 2014, pemerintah sudah mencanangkan membangun 65 bendungan untuk menampung air. Dari 65 bendungan yang ditargetkan tersebut, 16 bendungan sudah selesai, sisanya terkontrak dan masih ada yang tender di akhir bulan ini. Jika 65 bendungan tersebut selesai dibangun, maka ketahanan air jelas akan bertambah.

“Ilustrasi, misalnya Indonesia sekarang mempunyai 7,3 juta hektare irigasi teknis, di mana sebagian besar berasal dari bendung-bendung. Pada awal 2014 itu hanya 11 persen dari 7,3 juta hektare irigasi teknis yang dijamin oleh Bendungan. Nah, nanti kalau 65 bendungan sudah jadi, diperkirakan 2023 itu akan meningkat menjadi sekitar 18 atau 19 persen dari  yang awalnya hanya 11 persen,” paparnya.

Lebih lanjut disampaikan Hari, kapasitas tampung air di Indonesia saat ini masih 50 meter kubik per kapita per tahun. Angka tersebut  masih jauh di bawah Thailand yang memiliki kapasitas tampung air 1.200 meter kubik per kapita per tahun, dan sedikit di atas Nigeria dengan kapasitas tampung 38 meter kubik.

Lihat juga...