Upaya Mengembalikan Produktivitas Lahan Pertanian di Sigi

Terkait hal itu Kepala BPP Kecamatan Dolo Siti Darwisa menyatakan di Dolo terdapat 11 desa yang semunya memiliki lahan potensial untuk pertanian. Namun, untuk membangkitkan lahan pertanian itu pascabencana dan musim kemarau ini, tidaklah mudah bagi petani.

“Problemnya adalah tidak semua petani punya modal untuk membuat sumur, membeli alkon, selang air dan semua peralatan lainnya. Ini lah tantangan terbesarnya,” sebut dia.

Karena itu, BPP Kecamatan Dolo berharap problem ini harus diselesaikan secara bersama oleh semua pihak terkait, mulai pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya.

Bantu Petani

Berbagai pihak memberikan perhatian kepada masyarakat di Kota Palu, Sigi dan Kabupaten Donggala (Pasigala) serta Parigi Moutong setelah bencana gempa, tsunami disertai likuifaksi menghantam empat wilayah itu.

Salah satu lembaga yang serius memberikan bantuan kepada masyarakat, khususnya sektor pertanian, ialah Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa atau FAO yang fokus kerjanya meliputi wilayah Pasigala.

FAO telah mendistribusikan 430 ton pupuk, lebih dari 7 ton benih jagung, tomat, dan cabai rawit, dan lebih dari 500 ribu meter mulsa plastik kepada petani di Palu, Sigi dan Donggala.

Di Sigi, ada 4.687 petani di 67 desa yang disentuh oleh FAO. Salah satu desa itu ialah Langaleso yang terdapat 10 kelompok tani atau 499 orang petani. Dari sepuluh kelompok itu dua di antaranya merupakan kelompok wanita tani.

Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa atau FAO ingin menjadikan hortikultura sebagai sumber pendapatan bagi petani.

“Petani-petani yang separuh waktu mengandalkan pendapatannya dari hortikultura. Kalau padi dan lain sebagainya untuk makanan mereka, tetapi pendapatan itu dari apa? dari hortikultura. Karena itu, kami menginginkan hortikultura menjadi sumber penghidupan, pendapatan yang segera pulih kembali,” kata Asisten FAO Representative di Indonesia – Program, Ageng Herianto.

Lihat juga...