TMII Hadirkan Ketroprak Mataram ‘Tresno Sejati, Seri Maling Julik Kamandaka’

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

JAKARTA — Tarian tradisi yang menjadi warisan leluhur terus dilestarikan oleh Anjungan Daerah Istimewa Yogyakarta Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Kali ini yang disajikan yakni pagelaran ketoprak Mataram dengan lakon ‘Tresno Sejati, seri Maling Julik Kamandaka’ di pendopo Anjungan DIY Yogyakarta TMII, Jakarta, Jumat (20/9/2019) malam.

Mengawali pagelaran, suguhan tarian klasik Yogyakarta yaitu Kidung Alit, yang berkisah kelahiran sebuah anugerah dari yang maha kuasa dan takkala mata mulai terbuka alampun mulai menyapa matarari, dan menyinari bumi pertiwi. Anak kijang pun berlarian kesana kemari bersanda tawa dengan riangannya. Inilah gambaran kehidupan anak kijang yang lincah.

Kepala Badan Penghubung Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (Banhubda DIY), Nugrohoningsih mengatakan, gelar budaya tradisi ini rutin diadakan setiap tahunnya. Tujuannya untuk melestarikan kebudayaan Yogyakarta kepada masyarakat luas.

“Pada malam ini, kami mengadakan pentas tradisi ketoprak Mataram dan tari klasik Yogyakarta. Pagelaran ini merupakan kolaborasi tiga diklat yang kami miliki. Yaitu diklat ketoprak, tari dan karawitan,” kata Nugrohoningsih kepada Cendana News ditemui di sela acara.

Tresno Sejati Maling Julik Kamandaka ini berkisah, Pangeran Banyak Tontro Putra Siliwangi Pajajaran. Dalam pengembaraan menyamar menjadi pemuda desa, bernama Kamandaka.

Kamandaka berhasil menemukan cintanya dengan bungsu Cipto Rasa, putri Bupati Pasir Luhur.

Apes Kamandaka dalam pertemuannya dianggap maling. Melepaskan diri dari kejaran para prajurit dan keluarga kadipaten, terkenal dengan nama Maling Jurik Kamandaka.

Lihat juga...