Suwar-Suwir, Manisnya Makanan Khas asal Tapal Kuda Jatim

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Aneka rasa tersebut didapatkan dari zat perasa produksi sebuah pabrik makanan yang sudah terjamin keamanannya. “Karena kalau pakai buah, khawatir stoknya tidak ada. Sebab, buah kan tergantung musim panen juga. Sedangkan produksi kita kontinyu,” papar Umar.

Hanya satu rasa yang bukan memakai zat perasa. Yakni suwar-suwir rasa kopi. “Sebab, kopi di Jember kan melimpah, jadi tidak susah pasokannya,” tutur Umar.

Umar menekuni usaha ini dengan melanjutkan apa yang dirintis oleh orang tuanya, sebagai generasi kedua. “Karena saya sulung yang harus membantu biaya sekolah dua adik saya. Selain itu, saya melihat ada potensi yang cukup besar dari suwar-suwir ini. Daripada buka usaha sendiri dari awal,” ujar Umar.

Selain kreativitas, kunci lain yang dipegang Umar untuk bisa bertahan di tengah persaingan usaha yang kian ketat adalah dengan memaksimalkan segala lini usaha. “Mulai dari penyiapan bahan baku sampai pemasaran,” papar Umar.

Saat ini, dalam sehari, Umar bisa menghabiskan bahan baku hingga tiga kuintal, per hari. “Omzet susah dihitung berapa per hari. Kalau hari-hari biasa ya kisaran 2 sampai 3 kuintal per hari. Tapi kalau lagi ada event wisata seperti Jember Fashion Carnaval (JFC) kemarin, kita bisa menjual hingga 1,3 ton dalam satu bulan,” tutur Umar.

Karena itu, dalam setahun, Umar bisa mengantongi omzet hingga Rp 1,5 Miliar. “Saya bisa menekan biaya produksi karena produksinya dalam sehari di kisaran kuintal, berbeda jika kita bahan baku produksi masih di kisaran kilogram per hari. Terutama yang bisa ditekan adalah biaya bahan baku gula, kalau produksi kita sudah besar,” ungkap Umar.

Lihat juga...