SURABAYA – Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Ponorogo, Jawa Timur, menggagas penghargaan kepada para penulis buku bertema sastra dan budaya berbahasa Indonesia bernama Anugerah Ronggowarsito, dengan hadiah utama Rp100 juta.
“Ada dua hal yang menjadi poin dalam penghargaan ini, yakni nama Ronggowarsito dan jumlah hadiahnya yang menurut kami sangat besar, karena penghargaan yang selama ini ada hadiah utamanya sebesar Rp50 juta,” kata Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Ponorogo, Dr. Sutejo, M.Hum., di Surabaya, Senin (9/9/2019).
Terkait Ronggowarsito, Sutejo mengemukakan, bahwa ia merupakan tokoh besar di bidang satra dan pernah hidup di Ponorogo untuk menimba ilmu di Pesantren Gebang Tinatur, Tegalsari.
Ronggowarsito adalah pujangga terakhir dari Keraton Surakarta yang jejak karyanya tidak banyak diketahui di Ponorogo sendiri. Padahal, kata pakar satra yang juga budayawan ini, banyak jejak laku dan keilmuan gurunya ketika di Ponorogo.
“Lewat anugerah ini, kami ingin mengingatkan kebesaran Ronggowarsito yang juga memiliki rentetan sejarah di Ponorogo. Misi penghargaan ini adalah untuk menghidupkan roh dari kekaryaan Ronggowarsito. Kalau selama ini penghargaan besar untuk para penulis banyak diselenggarakan di kota besar, seperti Jakarta, maka kami ingin memelopori ini dari daerah,” katanya.
Ia mengemukakan, bahwa dengan penghargaan utama Rp100 juta itu bukan berarti STKIP PGRI Ponorogo kaya raya. Lewat program Sekolah Literasi Gratis (SLG), pihaknya ingin betul-betul menghargai karya intelektual, khususnya terkait dengan budaya dan sastra Indonesia.