Resesi Turki Berpotensi Perlambat Kinerja Ekspor Indonesia
JAKARTA — Pengamat ekonomi dari Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan bahwa resesi ekonomi yang terjadi di Turki secara tidak langsung memiliki potensi memperlambat kinerja ekspor Indonesia karena perekonomian dunia bersifat terintegrasi.
“Ekonomi dunia itu kan terintegrasi seperti halnya ada penyakit pasti akan menular dan punya efek, misalnya kaki kita terluka ya pasti otomatis bagian tubuh lain juga akan merasakan, maksudnya terintegrasi seperti itu,” katanya saat dihubungi di Jakarta, Jumat (6/9/2019
Enny menjelaskan, perlambatan ekonomi di Turki berkontribusi terhadap perlambatan ekonomi dunia sehingga akan menyebabkan penurunan permintaan dunia yang menjadi salah satu faktor penurunan harga-harga komoditas.
“Kalau harga komoditas turun otomatis kinerja ekspor Indonesia juga melambat,” ujarnya.
Senada dengan Enny, Peneliti (Indef) Ahmad Heri Firdaus juga menyebutkan bahwa resesi ekonomi Turki akan berpotensi membuat kinerja ekspor di Indonesia semakin melambat selain ada perang dagang antara Amerika Serikat dan China.
“Pasti, Turki tidak resesi saja ekonomi kita turun karena dua langganan kita yaitu China dan Amerika Serikat sedang berseteru sehingga membuat peta perdagangan berubah,” katanya.
Namun, menurut Heri, hal tersebut tidak secara langsung berdampak terhadap Indonesia karena hubungan ekonomi dengan Turki relatif kecil dibandingkan dengan China, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan India yang merupakan mitra utama Indonesia.
“Kalau negara-negara mitra utama kita mengalami perlambatan maka itu akan mengganggu perekonomian kita,” ujarnya.