Pertahankan Produksi, PHM Kembangkan Teknologi Pengeboran
Editor: Mahadeva
Aplikasi berbagai teknologi juga mempersingkat aktivitas pengeboran menjadi lebih dari 1,5 hari. Inovasi tersebut telah berhasil memangkas biaya operasi pengeboran. Karakter reservoir di WK Mahakam sangat unik, karena lokasinya yang berada di delta Sungai Mahakam. Lokasinya dikenal dengan deltaic system. Di WK, reservoir minyak dan gas berbentuk seperti ribuan kantong-kantong kecil, yang tersebar di area rawa dan laut seluas lebih dari 3.000 kilometer persegi.
Lokasinya di kedalaman hingga 5.000 meter. Oleh sebab itu, produksi Mahakam sangat tergantung dari pengeboran sumur-sumur baru, karena reservoir-reservoir itu tidak terkoneksi satu sama lain. Sejauh ini, berbagai reservoir di main zone telah diproduksi.
Untuk kelanjutannya, WK Mahakam diproduksi sumur-sumur baru di shallow zone (zone dangkal). Ke depan, dikembangkan sumur-sumur High Pressure High Temperature (HPHT). Dalam upaya optimasi tersebut, tengah dikembangkan pula design platform yang lebih tepat guna (Ultra Minimalist Platform). Upayanya dengan memakai struktur Zeepod atau pun Braced Monopod, sesuai dengan kebutuhan. “Semua inovasi teknologi dalam hal pengeboran sumur itu dilakukan tanpa sedikit pun mengorbankan faktor keselamatan,“ tegas John Anis.
PHM saat ini telah mendapat persetujuan untuk melaksanakan program Optimasi Pengembangan Lapangan-Lapangan (OPLL), dengan target mengebor 257 sumur baru di program kerja 2020 – 2023. “Ke depan, Mahakam juga akan berkontribusi dalam pasokan gas untuk pengembangan kilang yang merupakan bagian dari proyek RDMP (Refinery Development Master Plan),” ujarnya.
Sepanjang 2019, PHM telah memprogramkan untuk tajak 118 sumur, dimana 78 sumur sudah selesai dibor hingga akhir Agustus 2019. Sementara, tingkat produksi di Juli 2019 mencapai 700 MMscfd (wellhead).