Melinjo, Harapan Petani Lamsel Kala Kemarau
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
“Semua bagian tanaman melinjo memiliki nilai ekonomis yang tinggi sehingga bisa menjadi investasi jangka panjang,” papar Hasan.
Berdasarkan estimasi hasil pe rpohon 20 kilogram melinjo matang, ia bisa mendapat hasil Rp500.000 dengan harga jual Rp25.000. Hasil tersebut belum termasuk penjualan kroto, daun serta melinjo muda untuk sayur.
Saat dijual dalam bentuk kupasan, harga bisa lebih mahal menjadi Rp40.000 per kilogram. Kulit melinjo segar yang dihasilkan bisa dijual kepada para pemilik warung dengan harga Rp5.000 per kilogram.
Nilai ekonomis yang cukup menjanjikan membuat Hasan mempertahankannya. Namun pohon usia puluhan tahun yang sudah tidak produktif bisa dijual sebagai bahan baku pembuatan furniture dan alat parut. Satu batang dibeli oleh pencari kayu seharga Rp200.000.
“Keberadaan tanaman melinjo menjadi harapan bagi kami petani karena hasil panen komoditas lain gagal, saya masih bisa mendapat uang,” tutur Hasan.
Pengrajin emping, Suharti menyebut saat kemarau ia justru diuntungkan. Sebab pembuat emping mendapat bahan baku melimpah dari petani.
“Selain membuat emping untuk dijual saya melayani jasa pembuatan emping dengan bahan baku dibawa petani,” cetus Suharti.
Produksi emping hasil kebun di kaki Gunung Rajabasa menurutnya melimpah saat kemarau. Memproduksi hingga puluhan kilogram per pekan mampu memberinya penghasilan ratusan ribu perpekan.