Koplak, Kopi dari Olahan Biji Salak

Editor: Mahadeva

Bustomi sulit memastikan berapa banyak ia mampu menjual setiap bulan. “Naik turun, namun omsetnya berkisar antara Rp3 juta sampai Rp4 juta,” jelas pria kelahiran 19 Juli 1991 tersebut. Sebagai wirausahawan muda, Bustomi menempuh berbagai cara kreatif untuk mengembangkan usahanya. Jalur online sekaligus offline ditempuh untuk melakukan pemasaran. “Proporsinya imbang. Saya pakai jalur konvensional dengan dititipkan ke toko-toko. Selain itu juga menggunakan market place di jalur online yang kini kian berkembang,” papar Bustomi.

Proses pembuatan Koplak relatif udah. Biji salak terlebih dulu dibersihkan dengan dicuci. Kemudian diiris-iris menjadi bagian kecil-kecil. Bustomi menggunakan alat khusus untuk memotongnya. “Kita jemur selama hampir satu minggu sampai kering,” papar Bustomi.

Penjemuran secara alami dilakukan demi menjaga cita rasa. Setelah itu, biji salak disangrai selama 15 menit menggunakan kuali tanah atau kendil (Bahasa Jawa). Saat dicicipi, rasa kopi Koplak memang nikmat. Meski seperti kopi, namun cita rasa salak masih terasa kuat. “Dulu pernah pakai oven tetapi ternyata aroma dan cita rasanya berbeda,” pungkasnya.

Lihat juga...