Hadapi Era Ekonomi Digital, Restorasi Transmigrasi Dicanangkan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
YOGYAKARTA – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo, menegaskan, program transmigrasi di era sekarang telah semakin bertransformasi dan diadaptasi dengan semakin baik.
Transmigrasi bukan lagi merupakan usaha memindahkan penduduk miskin dari satu wilayah ke wilayah lain. Namun, lebih pada upaya mendorong peningkatan kesejahteraan transmigran melalui pendampingan berkelanjutan serta kerjasama kemitraan dengan dunia usaha dan perbankan.
“Karena memang tantangan di zaman sekarang adalah menciptakan bisnis model baru yang bisa memberikan manfaat bagi para transmigran,” katanya dalam Kongres Nasional Transmigrasi Tahun 2019 yang bertajuk ‘Restorasi Transmigrasi untuk Mewujudkan SDM Mandiri dan Sejahtera’ di UGM, Selasa (17/9/2019).
Dalam kesempatan itu, Kemendes PDTT sendiri mengatakan saat ini ada lebih 1.200 desa di Indonesia yang awalnya merupakan bekas wilayah kawasan transmigrasi.
Apabila sebelumnya program transmigrasi hanya untuk mencukupi kebutuhan sandang, pangan dan papan, namun saat ini kegiatan transmigran telah mampu menghasilkan produk yang memiliki nilai tambah sehingga mampu meningkatkan kehidupan ekonomi transmigran lebih layak.
“Di masa lalu belum ada pengelolaan pasca panen di daerah-daerah transmigran, namun sekarang kita berupaya membantu mereka dengan memberi nilai tambah agar kesejahteraan mereka berkembang,” terangnya.
Dalam Kongres Nasional Transmigrasi 2019 itu sendiri juga dilakukan Deklarasi Bulaksumur dan Gerakan Nasional Transpolitan Hijau 4.0 yang dimotori Kemendes PDTT bersama berbagai unsur akademisi, swasta hingga berbagai komunitas.