Atasi Kekeringan, Petani di Boyolali Membuat Sumur Bor
BOYOLALI – Sejumlah petani di Desa Sobokerto, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, mengatasi kekeringan dengan membuat sumur bor di sekitar lahan pertanian.
“Lahan pertanian di Desa Sobokerto Kecamatan Ngemplak Boyolali merupakan lahan tadah hujan, musim kemarau yang berkepanjangan saat ini, membuat para petani beralih tanaman jenis palawija,” kata Suratno (46), salah satu petani di Dukuh Ngendan, Sonokerto, Boyolali, Selasa (10/9/2019).
Menurut Suratno, cara mengatasi kemarau saat ini yang dilakukan petani, dengan membuat sumur bor. Sumur yang dibuat memiliki kedalaman hingga 30 meter. Dengan sumur bor, kebutuhan air untuk lahan pertanian dapat tercukupi.
Lahan pertanian saat ini ditanami komoditas sayur seperti jenis daun kenikir, kacang tanah, kangkung. Menurutnya, lahan pertanian di Desa Sobokerto ada ratusan hectare. Semua berstatus tadah hujan. Saat ini, ada belasan tandon air dari sumur bor milik petani yang sudah ada di tegalan.
Pembuatan sumur bor memakan biaya Rp4 juta hingga Rp5 juta. Air yang keluar cukup lancer, dan bisa mengairi lahan pertanian yang luasnya 0,5 hektare. “Lahannya ditanami sayur daun kenikir dengan seluas 1.250 meter persegi, dan hasil panen mencapai Rp10 juta. Tanaman kenikir hanya butuh waktu sekitar 25 hari sudah panen,” katanya.
Petani lainnya, Wagiyen (55), warga Dukuh Ngendan, Desa Sobokerta Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali, mengatakan, sumur bor miliknya dibuat pada kemarau tahun ini. Hasil airnya lancar. Selama musim hujan lahan pertanian milik Wagiyem ditanami tanaman padi. Sedangkan di musim kemarau, beralih ke tanaman sayur dengan memanfaatkan air sumur bor. “Saya selama musim kemarau ini, menyirami lahan pertanian ini, setiap dua hari sekali. Lahan pertanian ditanami tanaman kangkung, bawang merah, bayam, dan kenikir,” katanya.