Transaksi Uang Elektronik di Jember, Tinggi

Editor: Koko Triarko

JEMBER – Transaksi dengan menggunakan uang elektronik di Kabupaten Jember, menduduki posisi kedua setelah Surabaya. Data tersebut dihimpun oleh Bank Indonesia. Ada pun penyebabnya ada beberapa faktor, salah satunya insfrastruktur pusat perbelanjaan.

“Dari data yang kami terima (Dari BI pusat), untuk Jember menduduki peringkat kedua di Jawa Timur, terkait (transaksi) uang elektronik,” kata Kepala Tim Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jember, Muhammad Lukman Hakim, saat dikonfirmasi wartawan di kantornya, Senin (19/8/2019).

Berdasarkan data yang dimiliki BI, Surabaya masih menempati peringkat pertama, ada 292.000 orang yang sering melakukan transaksi uang elektronik.

“Sedangkan untuk Jember, ada 258.000 orang. Jadi, misalnya jumlah penduduk Jember ada sekitar 2,5 juta orang, artinya 10 orang penduduk itu terbiasa melakukan transaksi menggunakan uang elektronik,” jelasnya.

Lukman juga menjelaskan, faktor penyebab Jember menduduki peringkat kedua terkait transaksi uang elektronik, bahkan mengalahkan Malang, dan kota/kabupaten lainnya, adalah pertama, karena dari sisi infrastruktur cukup mendukung. Seperti halnya pusat-pusat perbelanjaan, pujasera, yang mengakomodasi dengan menggunakan uang elektronik.

“Besarnya jumlah penduduk Jember, sendiri juga menjadi faktor penyebab”, kata Lukman.

Menurutnya, di Jember juga banyak perguruan tinggi, dan sebagian besar masyarakat (pelaku transaksi uang elektronik) adalah kalangan mahasiswa, dan kalangan milenial tingkat SMP dan SMA, yang sangat cepat adaptasi dengan teknologi.

Beberapa faktor tersebut mendukung dan beberapa alasan yang mendukung peringkat tersebut. “Bahkan manfaat dari penggunaan transaksi uang elektronik ini, benar-benar dirasakan, karena banyaknya cashback (diskon) dari penggunaan transaksi uang elektronik ini,” tambahnya.

Lihat juga...