JAKARTA – Coral Reef Rehabilitation Management Program-Coral Triangle Initiative (COREMAP-CTI) dan Konsorsium Riset Samudera (KRS), memulai riset potensi kemaritiman untuk membangun sektor kelautan di Indonesia.
Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Laksana Tri Handoko, mengatakan, pendanaan dalam konsorsium menggunakan pinjaman lunak luar negeri sekitar 116 juta dolar Amerika, yang dipergunakan untuk mendapatkan dua kapal yang besar pada fase pertama sebagai dasar untuk memulai riset samudra.
“Satu kapal sekitar 85 meter yang diproduksi sekitar 26 bulan. Sehingga kita harapkan pada 2022 sudah masuk ke Indonesia. Kemungkinan bulan depan kita sudah membuka proposal riset dari semua pihak, sehingga kita bisa mendesain program bersama konsorsium di awal tahun depan,” kata Handoko, saat ekspose COREMAP-CTI dan KRS, di Jakarta, Kamis (15/8/2019).
Handoko mengatakan, KRS merupakan salah satu sains besar (big science), karena itu pendanaan dibutuhkan sangat besar, khususnya untuk operasional dan perawatan. Selain itu, karakter riset yang melibatkan banyak orang.
Agenda riset tersebut telah dijalankan dengan melakukan kolaborasi lintas instansi dan lembaga penelitian yang beranggotakan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, LIPI, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika, Badan Informasi Geospasial Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional hingga Pushidros TNI AL.