LAMPUNG – Dampak kemarau yang melanda wilayah Lampung Selatan (Lamsel) berimbas hektaran lahan sawah dipastikan gagal panen (Puso).
Andi, salah satu petani padi sawah di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan menyebut saat masa pengolahan hingga tanam air bisa tercukupi. Namun memasuki masa pemupukan pertama pasokan air mulai sulit diperoleh.
Andi menyebut padi memasuki usia 25 hari setelah tanam (HST) sudah dipupuk. Namun akibat sawah miliknya tidak mendapatkan bagian air irigasi ia terpaksa membiarkan lahan padi sawah kekeringan.
Sawah yang berada jauh dari sungai Way Asahan menyulitkan baginya melakukan pengairan. Sementara fasilitas sumur bor tidak dimiliki petani dan sumur gali hanya diperuntukkan bagi kebutuhan air bersih sehari-hari.
Ia memastikan tanaman padi miliknya tidak bisa diselamatkan akibat kemarau. Sempat berharap hujan akan turun, Andi menyebut kemarau yang melanda membuatnya memastikan tidak akan panen pada masa tanam gadu. Sebagian petani yang memiliki ternak sapi, kerbau bahkan membiarkan tanaman padi tetap tumbuh hingga bisa digunakan untuk pakan.
“Sepekan sebelumnya pasokan air masih bisa diperoleh namun aliran irigasi pada bagian atas sudah dibendung untuk kebutuhan lahan sawah milik petani lain, sehingga bagian bawah tidak mendapat pasokan air,” ungkap Andi saat ditemui Cendana News, Selasa (6/8/2019).
Selain Andi, ada petani padi lain yang memasuki masa berbulir terimbas kemarau berada di Desa Gandri, Kecamatan Penengahan.
Supandi, petani yang mengalami kekeringan mengakibatkan padi berbulir tidak sempurna. Pada lahan seperempat hektare pada masa tanam musim penghujan (rendengan) ia bisa mendapatkan hasil 3,5 ton.