Kala Besek Gantikan Plastik untuk Bungkus Daging Kurban

“Keuntungan lain karena mengerakkan ekonomi pedesaan, besek dibuat di desa dan menumbuhkan ekonomi kerakyatan,” kata akademisi Institut Pertanian Bogor tersebut.

Terkait dengan penggunaan besek dan plastik ramah lingkungan secara bersamaan, menurut dia, tidak menjadi masalah karena hal itu terkait persoalan harga saja. Penggunaan besek kata dia, biaya pembelian lebih mahal daripada plastik ramah lingkungan.

Penggunaan besek atau pun plastik ramah lingkungan tidak berpengaruh terhadap kualitas daging kurban, di mana daging mentah paling lama empat jam harus diolah jika tidak dimasukkan ruang pendingin.

Tidak Beda

Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Agus Haryono menyatakan fungsi penggunaan plastik ramah lingkungan dan besek tidak memiliki perbedaan mendasar, karena sama-sama ramah lingkungan.

“Penggunaan besek bambu secara fungsi hanya sebagai kemasan saja. Hanya saja, penggunaan besek jangan sampai membebani panitia pembagian daging kurban. Karena harganya pasti lebih mahal dari plastik ramah lingkungan,” jelas dia.

Penggunaan besek dan plastik ramah lingkungan secara bersamaan tidak menjadi masalah. Namun pekerjaan pengemasan itu membutuhkan waktu lebih lama, karena plastik ramah lingkungan juga mampu untuk mengemas satu kilogram daging kurban.

“Cepat atau lambatnya terurai di alam, besek dan plastik ramah lingkungan tidak memiliki perbedaan. Hanya besek mungkin masih dapat dipergunakan kembali sebagai wadah lain sebelum rusak,” kata dia.

Sebelum pelaksanaan Idul Adha 1440 Hijriah, sejumlah besek dengan murah untuk wadah daging kurban mulai dijual di gerai Kartu Jakarta Pintar (KJP) Pasar Senen Blok III, Jakarta Pusat seharga Rp2.000 per satuan.

Lihat juga...