Harga Cabai Turun, Tanaman Petani di Bantul Mati Mengering

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

YOGYAKARTA – Hektaran tanaman cabai yang tengah memasuki masa panen di kecamatan Kretek Kabupaten Bantul Yogyakarta, diketahui terserang penyakit yang membuat batang pohon mengering dan akhirnya mati.

Hal itu membuat para petani merugi, lantaran mereka tak bisa memanen cabai hingga musim panen berakhir.

Salah seorang petani Martuti, warga dusun Kalipakel, Donotirto, Kretek, Bantul, menyebut serangan penyakit itu muncul sekitar 2 minggu lalu. Batang pohon cabai jenis Taiwan yang ditanamnya diketahui tiba-tiba menghitam lalu perlahan mengering, hingga akhirnya mati dan tak bisa dipanen.

“Tiba-tiba batang pohon menghitam, lalu mengering dan mati. Tidak tahu terkena penyakit apa, entah jamur entah hama,” ujarnya kepada Cendana News, Senin (26/8/2019).

Martuti sendiri mengaku menanam cabai jenis Taiwan di lahan sawah miliknya seluas kurang lebih 500 meter persegi. Saat ini tanaman cabai miliknya itu telah memasuki usia sekitar 3 bulan dan sedang memasuki masa panen.

Sayangnya saat masa panen belum sepenuhnya berakhir, ia justru harus merelakan tanaman cabai miliknya itu mati.

“Mestinya tanaman cabai jenis Taiwan seperti ini bisa dipanen hingga sebanyak 15 kali. Tapi ini baru sekitar 10 kali panen sudah mati,” katanya.

Akibat matinya tanaman cabai tersebut, Martuti mengaku merugi hingga ratusan ribu rupiah. Pasalnya dari lahan seluas 500 meter persegi tersebut, dalam sekali panen ia bisa menghasilkan sekitar 50-100 kilogram cabai.

Dengan harga jual cabai di tingkat petani saat ini berkisar Rp10 ribu per kilo, maka ia pun bisa mengantongi Rp500 ribu-1 juta per sekali panen.

“Kalau sekarang harganya sudah berangsur turun jadi Rp10 ribu per kilo. Padahal sebelumnya bisa sampai Rp35-40 ribu per kilo,” jelasnya.

Lihat juga...