Dinas Kehutanan DKI: Instalasi Gabion tak Gunakan Terumbu Karang
“Kita sekarang bergandengan tangan bersama aktivis lingkungan dan akademisi akan membuat narasi, yang akan kita susun dan dibuat di seputaran sekitar instalasi ini sehingga masyarakat tahu batu gamping itu prosesnya bagaimana dan kepedulian masyarakat terhadap terumbu karang kita akan buat narasi itu,” tutur Suzi.
Suzi juga menambahkan, telah berkomunikasi baik dengan Riyanni Djangkaru. Menurutnya, apa yang disampaikan Riyanni adalah masukan, dirinya dan jajaran Dinas Kehutanan terbuka terhadap semua masukan yang positif.
Suzi menyatakan ke depan mereka sepakat untuk berkolaborasi untuk memberikan edukasi terhadap masyarakat terkait dengan isu-isu lingkungan.
Sebelumnya, Pemerhati lingkungan Riyanni Djangkaru mempersoalkan material instalasi gabion di Bundaran Hotel Indonesia (HI). Menurutnya, instalasi tersebut dibuat dari terumbu karang yang dilindungi.
Riyanni awalnya mengungkap persoalan ini lewat akun Instagram-nya @r_djangkaru yang dipantau Sabtu (24/8). Dalam akun Instagramnya, dia mengaku terkejut karena instalasi gabion adalah tumpukan batu karang.
“Jantung saya tiba-tiba berdetak lebih kencang. Tumpukan karang-karang keras yang sudah mati. Ada karang otak dan berbagai jenis batuan karang lain yang amat mudah dikenali,” tulis Riyanni yang juga mantan pembawa acara di televisi ini.
“Saya jadi bertanya-tanya, apakah perlu ketika sebuah instalasi dengan tema laut dianggap harus menggunakan bagian dari satwa dilindungi penuh? Apakah penggunaan karang yang sudah mati ini dapat dianggap seakan “menyepelekan” usaha konservasi yang sudah, sedang dan akan dilakukan? Darimana asal dari karang-karang mati dalam jumlah banyak tersebut? Ekspresi seni adalah persoalan selera, tapi penggunaan bahan yang dilindungi Undang-undang sebagai bagian dari sebuah pesan,mohon maaf, menurut saya gegabah. ???? #sekedarmengingatkan,” sambungnya di bagian akhir postingan tersebut.