Bonggol Jagung Berpotensi Jadi Bahan Plastik Biodegradable
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
Larutan plastik ramah lingkungan ini kemudian harus dipanaskan dalam oven bersuhu 60 derajat celsius selama 45 menit. Terakhir didiamkan selama 3 hingga 4 hari sebelum siap digunakan.
Rendra Suprobo Aji, salah satu anggota tim kemudian menambahkan, plastik ramah lingkungan ini aman karena bisa terurai di alam dalam jangka waktu 3 bulan.
Pelatihan pembuatan plastik ramah lingkungan didukung oleh M. Husen, Pj. Kepala Desa Dawuhan Mangli yang turut hadir. Menurutnya Desa Dawuhan Mangli melalui Bumdes ingin menjadikan pembuatan plastik ramah lingkungan sebagai salah satu usahanya. Salah satu bentuk keseriusannya ditunjukkan dengan alokasi lahan seluas 84 meter persegi guna bakal lokasi usaha.
“Siapa tahu setelah melihat prospek plastik ramah lingkungan, maka warga bakal tertarik menanam jagung lebih serius, sebab bulir jagung dan bonggolnya bisa dimanfaatkan,” ujarnya.
Mudahnya membuat plastik ramah lingkungan juga diutarakan oleh Ismawati, salah seorang peserta pelatihan. “Sebelumnya saya tidak tahu jika bonggol jagung bisa jadi plastik ramah lingkungan, ini ilmu baru bagi saya dan kawan-kawan,” tutur ibu rumah tangga ini.
Rencananya Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Teknik akan mendampingi warga Dawuhan Mangli hingga tahun depan. Pada tahap pertama fokus pada menyosialisasikan pembuatan plastik ramah lingkungan dari bonggol jagung kepada warga. Pada tahap kedua di tahun depan akan meningkat pada tahap produksi.
“Kami berencana memberikan pelatihan pembuatan plastik ramah lingkungan dalam bentuk wadah kue, sendok hingga gelas. Program ini bisa terwujud mengingat Desa Dawuhan Mangli adalah salah satu desa binaan Universitas Jember melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat,” pungkas Fanteri.