Teknologi Pupuk Hayati ‘Biotara’ Tingkatkan Hasil Padi di Rawa

Kemasaman yang tinggi tersebut berdampak negatif terhadap sifat kimia dan aktivitas mikroba tanah. Penanganan masalah kemasaman tanah di lahan rawa sampai saat ini masih mengandalkan pengapuran. Namun, cara ini membutuhkan sejumlah besar bahan kapur dengan biaya yang cukup mahal.

Mukhlis yang mencoba mencari solusi dari permasalahan ini berhasil menemukan pupuk hayati yang diberi nama Biosure. Produk ini diformulasi dari konsorsia Bakteri Pereduksi Sulfat (Desulfovibrio sp) dapat berperan dalam proses reduksi sulfat sehingga mengurangi kemasaman tanah serta meningkatkan produktivitas tanaman padi.

Keunggulan pupuk hayati ini mampu mengefisienkan dosis kapur sampai 80 persen dengan efek yang sama dan meningkatkan hasil padi sampai 20 persen, kata Mukhlis yang menerima penghargaan sebagai peneliti berprestasi dari Kepala Badan Litbang Pertanian 2019.

Balittra pada Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian Republik Indonesia yang berkantor pusat di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, telah menciptakan beragam teknologi tepat guna dan produk inovasi bagi petani khususnya di lahan rawa.

Dikomando Hendri Sosiawan sebagai kepala balai dan para peneliti di jajaran Balittra pun terus mendorong petani bisa mengoptimalisasi lahan rawa sehingga dapat melakukan tanam dua hingga tiga kali dalam satu tahun. (Ant)

Lihat juga...