Pengembangan Teknologi MRI untuk Rasa Nyaman Pemeriksaan
JAKARTA – Perkembangan teknologi, membuat pemeriksaan Magnetite Resonance Imaging (MRI) tumbuh bukan hanya sebagai fasilitas pemeriksaan.
Tetapi, juga untuk memberikan gambaran detail tubuh manusia secara optimal. Prinsip dasar MRI adalah, penggunaan medan magnet pada atom hidrogen, untuk memancarkan energi. Hasilnya akan dideteksi oleh detektor khusus. Energi yang berbentuk sinyal tersebut kemudian diperkuat untuk diolah dan digunakan untuk merekonstruksi citra.
Ketua Umum Asosiasi RS Swasta Indonesia (ARSSI), drg. Susi Setiawaty, MARS, menyebut, fasilitas MRI sesuai aturan yang berlaku, harus dimiliki oleh rumah sakit bertipe B dan tipe yang lebih tinggi. “Menurut data, 80 persen dari rumah sakit tipe A dan tipe B itu pasti memiliki MRI, sebagai salah satu bentuk layanan pada pasien,” kata drg. Susi di sela acara tahunan ARSSI 2019 di Jakarta, Rabu (24/7/2019).
Walaupun tidak bisa menyebutkan jumlah secara pasti terkait peningkatan pengguna MRI per-tahunnya, drg Susi menyebut, pemeriksaan MRI berkaitan dengan banyak penyakit. MRI memiliki kaitan dengan pemeriksaan area kepala, area otak, area tulang belakang, area muscusloskeletal, area abdomen dan area thorax. Meski pemeriksaan MRI penting untuk membantu diagnosa berbagai penyakit, banyak pasien yang enggan untuk menjalaninya.
