Mengenal Meteoroid, Meteor, dan Meteorit

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

JAKARTA – Banyak orang yang sering mengucapkan meteor atau meteorit, tanpa mengetahui apa sebenarnya yang dimaksud dengan benda tersebut. Masyarakat hanya melihat meteor sebagai pemandangan indah di langit.

Ahli Astronomi Planetarium dan Observatorium Jakarta, Widya Sawitar, menjelaskan, bahwa masyarakat mungkin akan lebih mengenal bintang jatuh dibandingkan meteor.

Padahal sebenarnya, bintang jatuh itu bukanlah bintang tapi meteoroid yang memasuki wilayah gravitasi bumi dan kemudian bergesekan dengan atmosfer sehingga menimbulkan cahaya yang terang.

Ahli Astronomi Planetarium dan Observatorium Jakarta, Widya Sawitar –Foto: Ranny Supusepa

“Jadi ini diawali dengan potongan batuan atau logam di luar angkasa atau yang biasa disebut meteoroid, memasuki atmosfer bumi. Saat bergesekan dengan atmosfer, maka meteoroid ini akan menjadi panas dan terlihat dari bumi menjadi sangat terang. Saat inilah kita menyebutnya meteor,” kata Widya saat ditemui, Jumat (12/7/2019).

Ia menjelaskan, meteoroid yang memasuki atmosfer itu ukurannya bisa beragam. Jika ukurannya kecil maka akan menguap dan menyebar ke langit sebagai debu. Tapi jika berukuran besar maka akan menabrak permukaan bumi.

“Saat meteor berukuran besar memasuki bumi maka sebutannya akan berubah menjadi meteorit. Kalau ini menabrak daratan, biasanya akan menimbulkan ceruk yang besar di permukaan bumi. Umumnya meteor akan mulai berpijar pada ketinggian 50-150 km,” ujar Widya.

Meteor ini akan melesat cepat dan menimbulkan fenomen cahaya yang bergerak cepat. Terkadang terlihat panjang atau pendek, sehingga mirip dengan bintang yang berpindah atau jatuh.

Lihat juga...