Harga Buku Mahal Sebabkan Akses Literasi tak Merata

Editor: Koko Triarko

“Saya sampai terharu, ketika kami taruh satu kotak buku saja di sana, mereka khususnya anak-anak langsung lari mengambil buku dan membaca,” katanya.

Lebih lanjut Windy menyebutkan, untuk bisa menyetarakan akses literasi di seluruh Indonesia, memang bukan perkara mudah dan merupakan pekerjaan rumah (PR) yang panjang, karena Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu pulau. Sehingga, menurutnya, sejak zaman Indonesia berdiri sampai hari ini, masih saja digulirkan isu yang sama, bahwa minat baca orang Indonesia rendah.

“Kalau kami, adalah orang-orang yang menolak kalimat itu. Buktinya, setiap kali membuat acara seperti ini selalu yang datang ribuan orang dan itu di dominasi anak muda,” sebutnya.

Menurutnya, festival Patjar Merah merupakan hasil gotong royong dari banyak komunitas literasi, pegiat literasi dan penerbit dari seluruh Indonesia yang bahu membahu ingin menyelesaikan kegelisahan yang sama.

“Kami tidak terima Indonesia dikatakan literasi minat bacanya rendah, sehingga kita merasa punya persoalan yang harus dikerjakan bersama-sama. Ketika semua dilakukan dengan cara kolaborasi dan semua orang terlibat, maka semua orang bisa melihat, bahwa ternyata literasi Indonesia tidak sepi dan tidak rendah,” ungkapnya.

Sementara itu disampaikan Windy, Patjar Merah merupakan festival literasi dan pasar buku keliling dari satu daerah ke daerah lainnya. Pertama kali diselenggarakan di Yogyakarta, dan Kota Malang menjadi kota ke dua dalam penyelenggaraan Patjar Merah.

Patjar Merah menyediakan buku-buku dengan harga murah dan bervariasi dengan diskon bisa mencapai 80 persen.

Lihat juga...