Harga Buku Mahal Sebabkan Akses Literasi tak Merata
Editor: Koko Triarko
MALANG – Hingga saat ini minat baca masyarakat Indonesia masih dianggap rendah. Hal demikian tidak lepas dari akses literasi yang tidak merata, karena harga buku bacaan yang mahal. Mengusung kesetaraan literasi, festival literasi dan pasar buku keliling ‘Patjar Merah’, kembali dihadirkan untuk memberikan akses literasi yang sama kepada seluruh masyarakat, dengan buku bacaan yang murah.
“Semangat kami adalah membuat semua orang bisa terakses literasi yang sama, sehingga mereka bisa melihat peluang untuk mengembangkan diri,” ujar penggagas Patjar Merah, Windy Ariestanty, di Malang, Selasa (30/7/2019).
Menurutnya, sejak zaman kemerdekaan hingga sekarang, isu yang sama terkait minat baca orang Indonesia yang rendah terus saja digulirkan, meskipun pada kenyataannya tidak benar. Minat baca orang Indonesia pada dasarnya sangat tinggi, hanya saja harga buku yang mahal, membuat tidak semua masyarakat mampu mengakses buku bacaan.
“Kami percaya, bahwa salah satu yang paling penting dari akses literasi adalah harga yang terjangkau. Karena ketika harga buku mahal, maka orang tentu tidak akan bicara tentang ilmu, mereka akan lebih dahulu berbicara untuk menyelamatkan perut. Tapi ketika harga buku murah dan terjangkau, orang tidak akan punya alasan apa pun untuk tidak lagi mengakses literasi,” ucapnya.

Dicontohkan Windy, di kepulauan terluar nusantara, sebuah buku agar bisa sampai ke sana butuh waktu berbulan-bulan, sehingga harganya lebih mahal dibandingkan di Pulau Jawa.