Di Indonesia, Sulit Mencari Bakat Petinju Profesional
KUPANG – Di Indonesia, sulit untuk mencari bibit petinju profesional. Termasuk mencari petinju yang diharapkan bisa menjadi juara dunia.
“Sebagai promotor yang juga adalah seorang mantan pelatih tinju, saya melihat sulit sekali mencari bakat-bakat petinju profesional di Indonesia ini,” kata Promotor tinju, Armin Tan, di Kupang, Minggu (7/7/2019).
Mantan pelatih Tibo Monabesa itu menyebut, penyebab utama sulitnya mencari petinju profesional seperti Chris John, Daud Jordan dan Tibo, karena minimnya kompetisi tinju di Indonesia.
Selain itu, jika dibandingkan dengan Thailand atau Filipina, kompetisi tinju di kedua negara tersebut tertata dengan sangat baik. “Ya, seperti sepak bola. Jika semakin banyak kompetisi maka akan menghasilkan pemain-pemain hebat. Seharusnya tinju juga seperti itu,” tandasnya.
Penyebab semua itu menurutnya, karena kurang adanya perhatian serius dari setiap sasana tinju di Indonesia kepada para petinjunya. Di luar negeri, para petinju di setiap sasana diperhatikan sebagai aset dari sasana yang bersangkutan. “Selain itu juga mengurus tinju harus perlu kerja keras. Tidak hanya no action talk only, sehingga habis di omong saja,” tambahnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh petinju Indonesia Chris John. Menurutnya, potensi tinju Indonesia sangat besar dan sangat bagus. “Kompetisi minim jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya di mana banyak sekali kompetisi yang kemudian menghasilkan banyak petinju Indonesia yang go internasional,” tandasnya.
Cris berharap, pergelaran kejuaraan tinju di Kupang bisa digelar lagi. Sehingga programnya bisa berjalan berlanjutan. (Ant)