Angin Timur Rusak Tonggak dan Jalur Rumput Laut

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

LAMPUNG — Kondisi perairan timur Lampung Selatan (Lamsel) yang masih didominasi angin timur yang kencang berdampak bagi pembudidaya rumput laut dan nelayan. Akibat gelombang, tonggak dan jalur dari tambang menjadi tempat budidaya di Desa Ketapang, Kecamatan Ketapang rusak.

Nakim, pembudidaya jenis rumput laut putih (Eucheuma Spinosum) menyebutkan, angin kencang disertai gelombang lebih dari dua meter membuat tonggak kayu tercabut. Sekitar puluhan jalur yang dihantam ombak terlepas dan tersangkut.

Ia terpaksa melakukan panen dini saat ketinggian gelombang belum cukup parah. Pada kondisi normal rumput lau bisa dipanen saat memasuki usia 30 hari. Namun imbas gelombang angin timur, pemanenan terpaksa dilakukan di usia 20 hari.

“Waktu angin timur dengan gelombang tinggi bisa berlangsung sepekan sehingga panen dini terpaksa dilakukan. Untungnya sudah hampir masa panen, sebagian bisa disisihkan untuk bibit penanaman kembali saat cuaca membaik,” ungkap Nakim saat ditemui Cendana News, Sabtu (13/7/2019).

Nakim menyebut rumput laut spinosum banyak dipesan untuk kebutuhan industri makanan dan kesehatan. Selain itu dalam skala kecil, hasil panen rumput laut digunakan untuk usaha kuliner.

Bambang, salah satu nelayan tangkap sekaligus pemilik budidaya rumput laut memperlihatkan dampak angin kencang dan gelombang akibat angin timur. Foto: Henk Widi

Akibat angin timur, dalam puluhan jalur budidaya ia hanya bisa mendapatkan hasil panen 800 kilogram rumput laut basah. Setelah dijermur akan menyusut menjadi 600 kilogram. Jenis rumput laut spinosum atau rumput laut putih dijual ke pengepul dalam kondisi kering seharga Rp8.000 per kilogram.

Lihat juga...