Aktivitas Gempa di Indonesia Tunjukkan Tren Peningkatan
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Sejak 2013 hingga 2018, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat adanya tren peningkatan aktivitas gempa di Indonesia.
Urip Setiyono, S.Si., M. DM., staf bidang mitigasi gempa bumi dan tsunami pusat gempa bumi dan tsunami Kedeputian Bidang Geofisika BMKG, menyebut, statistik gempa bumi di Indonesia dihitung sejak 2008 hingga 2018. Sesuai data tersebut, dalam kurun waktu lima tahun sejak 2008, aktivitas gempa bumi terus meningkat.
Pada 2013, aktivitas gempa bumi tercatat 4.234 kali, 2014 tercatat 4.434 kali, 2015 tercatat 5.299 kali, 2016 tercatat 5.646 kali, 2017 tercatat 7.169 kali, 2018 tercatat 11.920 kali.
Menurut Urip Setiyono, gempa bumi yang terjadi akibat pergerakan lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia dan lempeng pasifik. Pergerakan yang terjadi sebagai aktivitas tektonik mengakibatkan gempa bumi sebagian disertai tsunami. Selain itu, gempa bumi juga terjadi karena aktivitas gunung berapi yang menyebabkan gempa vulkanik. Gempa sejak 2013-2018, berkuatan magnitudo lebih dari 5 dan gempa merusak sekitar 8-10 kali.

“Informasi potensi bencana akibat letak geografis negara Indonesia harus disampaikan sejak dini kepada masyarakat, agar generasi saat ini dan mendatang bisa melakukan antisipasi dini saat terjadi bencana gempa bumi,” terang Urip Setiyono, dalam kegiatan sekolah lapang Geofisika di Kalianda, Selasa (16/7/2019).
Sesuai identifikasi BMKG, Indonesia memiliki 295 sumber gempa sesar aktif, membentang dari wilayah Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Sulawesi hingga Papua. Wilayah Indonesia juga memiliki 6 sumber gempa zona subduksi (penunjaman) dengan segmentasi zona megathrust.