1.028,5 Hektare Sawah di Banyumas Timur Terancam Kekeringan
Editor: Koko Triarko
BANYUMAS – Selama musim kemarau ini, wilayah Banyumas bagian timur tidak hanya mengalami krisis air bersih, tetapi area pertaniannya juga terancam kekeringan. Dari tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Tambak, Sumpiuh dan Kemranjen, total lahan pertanian yang terancam kekeringan mencapai 1.028,5 hektare.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pekerjaan Umum (PU) Wilayah Sumpiuh, Imam Pamungkas, mengatakan, dari hasil keliling di tiga kecamatan tersebut, banyak lahan pertanian yang terancam kekeringan dan sebagian lagi lahan dibiarkan tanpa ditanami oleh para petani atau dalam istilah pertanian disebut lahan bero.
“Potensi kekeringan lahan sawah di wilayah tiga kecamatan tersebut cukup luas, karena memang sejak awal Mei sudah mulai kemarau, seharusnya petani menanam palawija. Tetapi, masih banyak yang tetap menanam padi,” terangnya, Senin (8/7/2019).
Lebih lanjut, Imam Pamungkas, merinci, untuk Kecamatan Kemranjen, lahan pertaniannya seluas 1.860,15 hektare dan sawah yang mengalami potensi kekeringan seluas 337 hektare, dan sawah bero ada 140 hektare.
Kemudian untuk Kecamatan Sumpiuh, dari total luasan lahan 1.389 hektare, yang potensi kering ada 221,5 hektare dan potensi bero 139 hektare.
Terakhir di Kecamatan Tambah, lahan yang potensi kekeringan seluas 470 hektare, potensi bero 180 hektare dari total luasan lahan pertanian 1.127,8 hektare.
Sawah yang berpotensi mengalami kekeringan ini, rata-rata usia tanaman antara 30-60 hari. Menurut Imam, jika petani bisa mengupayakan air untuk kebutuhan tanaman, maka tanaman padi bisa terselamatkan. Upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menyedot air sungai menggunakan pompa.