Warga Pesisir Timur Lamsel Kembangkan Wisata Berbasis Konservasi

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Upaya mendorong sektor pariwisata berbasis konservasi terus dilakukan oleh masyarakat pesisir timur Lampung Selatan (Lamsel). Salah satu kawasan yang tengah digarap adalah kawasan hutan mangrove yang terintegrasi dengan Way Sekampung. Keberadaan hutan mangrove dan vegetasi pantai, menjadi potensi yang dilirik untuk peningkatan ekonomi masyarakat.

Sarifudin, Ketua Dusun Kuala Jaya, Desa Bandar Agung, Kecamatan Sragi, menyebut potensi hutan mangrove di wilayahnya berpeluang menjadi destinasi wisata baru. Kekayaan ekosistem lahan basah daerah aliran Way Sekampung, muara sungai, dan pantai, menyatu dengan perkampungan nelayan.

Menurutnya, kekayaan hayati tersebut sebagian merupakan aset milik desa yang merupakan bagian lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Tahap pertama pengembangan pariwisata berbasis ekosistem, telah dilakukan dengan tahap pembenahan infrastruktur. Kendala akses jalan darat menuju lokasi wisata mangrove mulai dibenahi melalui gotong royong.

Pembenahan dilakukan oleh masyarakat, agar akses bisa menjangkau lokasi yang akan disulap sebagai kawasan wisata alam tersebut.

“Sesuai arahan untuk meningkatkan sektor pariwisata, yang harus dibenahi adalah atraksi, amenitas dan aksebilitas menuju ke lokasi agar pengunjung nyaman saat mendatangi lokasi,” kata Sarifudin, Minggu (30/6/2019).

Sarifudin, Kepala Dusun Kuala Jaya, Desa Bandar Agung, Kecamatan Sragi, Lampung Selatan -Foto: Henk Widi

Menurutnya, pembenahan dilakukan dengan pembersihan akses jalan, penataan kawasan mangrove. Sebab, atraksi yang ingin diperlihatkan merupakan hutan mangrove yang tumbuh alami, habitat burung endemik pesisir pantai. Selain itu, amenitas yang disiapkan berupa lokasi istirahat, tempat swafoto hingga akses jalan memadai menuju lokasi.

Lihat juga...