Tradisi Prepekan Sejumlah Pedagang Musiman di Lamsel Manfaatkan Peluang

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

“Saya hanya membantu menjual daging kambing milik bos, nanti dapat persentase dari hasil penjualan. Lumayan saat prepekan permintaan daging kambing meningkat,”terang Supardi.

Selain kebutuhan akan daging, sejumlah pedagang musiman pada tradisi prepekan terlihat di pasar Bakauheni. Sejumlah pedagang ayam, entok yang berjualan terlihat marak. Kebutuhan akan daging untuk hidangan kuliner saat hari raya Idul Fitri membuat pedagang menyediakan stok berlebih. Harga ayam hidup yang semula dijual seharga Rp35.000 dijual Rp50.000 per ekor.

Tradisi prepekan juga dimanfaatkan oleh Santi dan Romlah, anak dan ibu yang memanfaatkan momen sebelum lebaran. Santi mengaku menjual ratusan cangkang ketupat dari janur atau daun kelapa muda. Cangkang ketupat buatan sang ayah dijual Rp7.000 dengan satu rangkaian berisi sebanyak 10 cangkang. Tahun sebelumnya ia bisa menjual sekitar 100 rangkaian cangkang ketupat saat tradisi prepekan.

“Saat hari raya Idul Fitri banyak warga yang tidak sempat membuat cangkang ketupat namun bisa membeli,” terang Santi.

Sementara sang ibu, Romlah, menjual bunga untuk keperluan ziarah atau nyekar. Sesudah prepekan sebagian masyarakat kerap melakukan ziarah kubur dengan kebutuhan bunga yang meningkat. Romlah mengaku menjual berbagai jenis bunga tabur dengan harga Rp5.000 per kemasan. Selain dikemas dengan plastik sebagian dikemas memakai daun pisang.

Lihat juga...