Kekeringan Landa Tiga Desa di Kabupaten Bekasi

Kekeringan, ilustrasi -Dok: CDN

CIKARANG, BEKASI — Tiga desa di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, masing-masing Desa Ridhomanah, Ridhogalih, dan Sirnajati, Kecamatan Cibarusah, dilanda kekeringan sejak sepekan terakhir.

Warga Desa Ridhogalih Misra (45) di Bekasi, Kamis, mengatakan selama sepekan ini sumur bor yang biasa digunakan sebagai sumber air sehari-hari mulai mengering sehingga memaksa warga harus mengambil air di Kali Cihoe.

“Untung kalinya (Cihoe) dekat, sekitar 300 meter tapi masalahnya kenapa harus setiap tahun begini. Harus angkut-angkut air buat isi bak di rumah,” katanya.

Bagi warga Kecamatan Cibarusah, kekeringan menjadi bencana rutin yang selalu terjadi setiap tahunnya. Meski begitu, kekeringan hanya ditanggulangi secara instan dengan mengirim air menggunakan mobil tangki.

Pada tahun 2017 lalu, ketiga desa itu pun mengalami kekeringan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi mencatat 2.659 kepala keluarga terdampak akibat kekeringan itu. Kondisi serupa terjadi pada 2018 dan tahun ini.

Warga Ridhomanah, Sardi (27) mengaku keran di rumahnya mulai mengering sejak Jumat, 21 Juni 2019. “Jadi awalnya air ngocornya kecil, saya sudah ada firasat pasti kering, nih. Eh bener pisankering sampai sekarang,” kata dia.

Seperti halnya warga lainnya, Sardi pun terpaksa mengambil air sungai yang ada di dekat rumahnya untuk mencukupi kebutuhan air setiap harinya.

“Kadang suka ada kiriman air tapi ya sama jauhnya. Kalau dibilang harusnya bukan dikirim air terus, tapi ada perbaikan gitu biar enggak gini mulu,” ucapnya.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi Adeng Hudaya mengatakan pihaknya telah mengirimkan bantuan melalui sejumlah mobil tangki.

Lihat juga...