Curah Hujan Tinggi, Tiga Kecamatan di Wajo Terendam Banjir
Kepada seluruh instansi terkait kebencanaan untuk siap siaga menghadapi terjadinya bencana baik personel maupun peralatan dan kemampuan lainnya.
“Saat ini BPBD melalui Tim Reaksi Cepat atau TRC dan Pusdalops melakukan assesment lapangan terutama di wilayah Kecamatan Belawa,” ujarnya.
Junaidi Sudirman, salah satu warga di Desa Baru Alau, Kelurahan Laelo, Kecamatan Tempe, saat dihubungi mengatakan, air masih setinggi paha orang dewasa dan saat ini kondisi masih terjadi hujan. Kendati rumah yang terendam rata-rata rumah panggung.
Selain itu, banjir biasanya diakibatkan kiriman air dari Kabupaten Soppeng dan Sidrap ketika hujan deras, membuat laju air turun hingga ke beberapa daerah di Wajo.
Selain itu, kata dia, ada beberapa kelurahan yang terendam di Kecamatan Tempe, termasuk di rumah di pesisir danau tempe yakni Kelurahan Laelo, Kelurahan Salo Menlaleng, Kelurahan Watanglipue, Kelurahan Mattirotappareng, dan Keluharan Wiringpalennae.
“Sampai saat ini belum ada mengungsi, karena hampir tiap tahun air naik dalam rumah sampai lutut. Bahkan di tahun 2003, air sampai dada. Maka dari itu sengaja tinggi rumah dinaikkan sampai tiga meter,” ujarnya.
Sebelumnya, banjir menutup jalan poros Sengkang-Bone, berada di Cempa, Desa Pallawarukka, Kecamatan Pammana sehingga akses jalan terputus Jumat (7/6) setelah Lebaran 2019.
Kendaraan roda dua yang ingin melintas di jalan tersebut harus menggunakan rakit yang dibuat secara swadaya oleh masyarakat setempat. Sementara untuk kendaraan roda empat mesti memutar ke arah Kabupaten Soppeng untuk bisa masuk ke Kabupaten Wajo.
Hingga saat ini tim BPBD setempat masih terus melakukan assessment di lokasi dan siap melakukan evakuasi jika dibutuhkan. Akibat banjir tersebut ratusan rumah terendam dengan ketinggian air bervariasi. (Ant)