SLC: Seni Dorong Rasa Percaya Diri Kaum Difabel
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Menggunakan seni sebagai salah satu terapi bagi anak berkebutuhan khusus atau difabel, merupakan salah satu pilihan bagi para pendidik difabel. Dengan melakukan kegiatan seperti menyanyi, merangkai, menari maupun melukis, diyakini akan mampu mendorong rasa percaya diri para difabel.
Pendiri Saraswati Learning Center (SLC), Reshma Wijaya Bhojwani, menyatakan dengan seni para muridnya akan mampu menikmati waktu yang ada, sekaligus mempelajari sesuatu tanpa ada rasa takut akan berbuat kesalahan.
“Dalam seni tidak ada nilai salah atau benar. Yang ada hanya proses eksplorasi dan proses pembelajaran melalui pengalaman yang mereka dapat. Mereka menikmati proses pembelajaran ini dengan insting mereka. Kita tidak perlu melarang, tidak boleh ini, tidak boleh itu. Semuanya ekspresi dari emosi mereka,” kata Reshma, saat launching karya lukis muridnya yang mengambil tema ‘Lukisan Van Gogh’ di kawasan Kebayoran Jakarta, Rabu (29/5/2019).

Ia menambahkan, bahwa anak difabel akan merepresentasikan emosi mereka, baik itu sayang, cinta, marah dalam pemilihan warna saat melukis.
Menurutnya, untuk program lukisan Van Gogh ini, ada beberapa volunteer yang datang ke SLC dan mengajak muridnya untuk bekerja sama dalam menyelesaikan lukisan Van Gogh yang mereka pilih.
“Para volunteer ini berasal dari publik yang tertarik dengan program kami. Baik melalui pembicaraan mulut ke mulut maupun lewat IG SLC,” ujar Reshma, seraya menunjukkan beberapa lukisan hasil kerja sama para relawan dengan muridnya.