Begitu juga, kata Robi, kalau almarhum datang terlebih dahulu ke sebuah acara yang dihadiri para bupati se-NTT, alamrhum akan menyiapkan satu kursi kosong untuknya.
“Beliau juga selalu memanggil saya, Aji atau adik dalam bahasa Lio, dan saya menyapa beliau sebagai Kae atau Kakak. Ini karena memang sejak zaman dahulu kala, Ende dan Maumere itu adalah satu keluarga,” ungkapnya.
Robi juga mengaku sudah dekat dengan almarhum sejak lama. Selain karena sama-sama alumni SMAK Syuradikara Ende, ada kecocokan di antara keduanya, terutama tentang gagasan-gagasan membangun daerah dan membangun Flores sebagai satu kesatuan.
“Pada saat turnamen El tari Memorial Cup di Maumere, Kae Marsel mendekati saya, yang kala itu sebagai Ketua Panitia ETMC, dan berdiskusi tentang tantangan dan halangan yang dialami sebagai panitia,” pungkasnya.