Jelang Ramadan, Gali Potensi Tradisi Hidupkan Wisata Lokal

Meskipun demikian, lanjut Edi, untuk bisa dikemas atau dimasukkan dalam paket wisata di kampung wisata, ada berbagai hal yang perlu diperhatikan yaitu kemasan kegiatan agar menarik namun tidak meninggalkan unsur budaya asli.

“Misalnya untuk wayang orang. Pertunjukan wayang orang sebagai kegiatan budaya sangat mungkin dikemas untuk atraksi wisata. Tetapi, tidak mungkin untuk mementaskan seluruh cerita yang mungkin durasinya sangat panjang. Cukup mencuplik plot-plot cerita tertentu yang menarik sehingga bisa dinikmati wisatawan. Begitu pula saat mengangkat tradisi menjelang Ramadhan sebagai atraksi wisata,” katanya.

Saat ini, Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta meminta seluruh kampung wisata untuk mengumpulkan dan mendata semua kegiatan rutin yang dimiliki oleh kampung wisata, termasuk atraksi budaya yang ada di kampung tersebut.

“Melalui Bappeda Kota Yogyakarta ada kegiatan untuk menyinergikan program dari Dinas Pariwisata dan Dinas Kebudayaan, khususnya untuk kampung wisata dan kelurahan budaya karena biasanya lokusnya sama. Kegiatan budaya bisa dijadikan sebagai potensi wisata,” katanya.

Pada tahun ini, Edi menambahkan, Dinas Pariwisata juga sedang menggodok sebuah kajian untuk mengukur kualitas atraksi wisata khususnya di kampung wisata. Kegiatan akan dilakukan di tujuh kampung wisata yang sudah diakreditasi tahun lalu.

“Tujuannya agar kampung wisata benar-benar mampu menyuguhkan atraksi dan pengalaman berwisata yang berkualitas dan memenuhi standar,” katanya.

Meskipun demikian, Edi menambahkan bawah pengembangan kampung wisata tidak bisa terlepas dari peran masyarakat yang ada di kampung tersebut yaitu masyarakat harus memiliki jiwa pariwisata, mengerti “sapta pesona” sehingga mampu memberikan pelayanan yang baik ke wisatawan yang datang.

Lihat juga...