Tanaman Padi Roboh Akibat Angin Kencang di Penengahan
Editor: Koko Triarko
Pengikatan pada beberapa rumpun padi, selain mempergunakan tali plastik juga terpaksa memanfaatkan ajir bambu. Ajir bambu tersebut dibuat seperti ajir tanaman kacang panjang, untuk menegakkan tanaman padi yang roboh. Selain menghindari batang padi rusak saat roboh, pengikatan dilakukan menghindari penurunan produksi panen.
Petani lain bernama Giyanto, yang lahan padi miliknya roboh juga melakukan pengikatan menggunakan tali plastik. Ia mengaku lebih beruntung, karena tanaman padi varietas IR 64 miliknya siap dipanen dua pekan mendatang.
Sebagian tanaman padi yang sudah menguning menunggu matang sempurna sebelum panen. Meski telah dilakukan pengikatan, sebagian tanaman padi yang sudah roboh mengalami kerusakan, karena terendam genangan air.
“Pada petak sawah yang berada di dekat sungai kecil, tanaman padi terendam oleh banjir dan sampah sehingga mengalami kerusakan,” beber Giyanto.
Meminimalisir kerusakan akibat tanaman yang roboh akibat hujan dan angin kencang, Giyanto berencana memanen padi miliknya lebih awal. Pada kondisi normal, padi varietas Ciherang bisa dipanen pada usia 110 hari, namun akibat mengalami roboh pemanenan direncanakan saat usia 100 hari.
Hasil panen tanaman padi yang roboh disebutnya berpotensi mengalami penurunan kualitas, ditandai dengan beras berwarna kecoklatan. Selain itu, padi akan mudah remuk saat proses penggilingan.
Gabah kering panen (GKP) akibat roboh bisa menurun hingga 25 persen, dibandingkan panen normal. Percepatan panen disebutnya dilakukan menghindari kerugian lebih besar.
Kerugian bisa mencapai 50 persen berpotensi terjadi pada tanaman padi di wilayah tersebut, yang memasuki proses berbulir. Sebab, proses pertumbuhan bulir padi akan terhambat, bahkan sebagian bulir berpotensi tidak terisi. Selain batang padi roboh mengalami pembusukan batang padi yang roboh membuat pembuahan terhambat.